Minggu, 18 November 2007

Pada Kekasih

TAFAKUR EMBUN

Pagipagi sekali
merenung embun; bulirbulir dosaku
sepanjang malam

Tuhanku, aku begitu asing
pada rumahMu







KEANGKUHAN

Sesubuh ini kristalkristal
keangkuhan
Bertetesan memasir wudlu-ku

Cinta yang bergeser. Entah sejak kapan
Kutunda janjijanji padaMu

Kekasihku, keangkuhan inikah
membuatMu
menjauh?

Chicken Soup For The Kid's Soul



Chicken Soup For The Kid's Soul
98 Kisah yang Menggugah Keberanian, Harapan dan Kegembiraan
Jack Canfield dkk
Gramedia Pustaka Utama, 1999, 496 hal



Halo semua... lumayan lama nih gak update. Terimakasih untuk teman-teman yang merindukan posting baru di blog ini.

Oke deh, kali ini saya punya buku yang cukup menarik, meskipun sudah terbitan agak lama tetapi kisah-kisah didalamnya tak pernah basi meskipun dibaca beberapa tahun ke depan. Ya, apalagi kalau bukan Chicken Soup For The Soul? Series gebetan Jack Canvield dan kawan-kawan ini selalu menjadi best seller dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Buat para penggemar Chicken Soup,untuk mengenang dan menggugah jiwa kanak-kanak yang selalu penuh harapan dan kegembiraan, I present Chicken Soup For The Kid's Soul.

Berisi 98 kisah inspiratif tentang cinta, persahabatan, keluarga, sikap dan sudut pandang, maut, mimpi , mengatasi rintangan, tentang pilihan dan persoalan berat serta kebijakan ekletik. Kisah-kisahnya dituturkan oleh orang-orang dewasa, tetapi kebanyakan oleh anak-anak dengan jiwa kanak-kanak yang sangat hidup. Buku ini memberikan teladan pada anak-anak tentang cara menghadapi masalah-masalah, mengambil keputusan, cara pandang terhadap rokok dan minuman keras,bunuh diri, prasangka sampai cara menghadapi kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual.

Kisah-kisah persaingan antar teman, sibling, kelas baru, perkara sepatu basket rusak,teman asing di internet, permintaan-permintaan seorang anak, menjadi sesuatu yang sungguh dapat membangkitkan rasa gembira, beberapa menimbulkan rasa haru dan menyentuh lapis nurani paling dalam. Kisah Amy Hagadorn, salah satu favorit saya dalam buku ini, simaklah suratnya yang dikirimkan ke sebuah stasiun radio yang mengadakan lomba menulis surat pada santa, untuk Natal;

"Santa Claus yang baik,

Namaku Amy. Umurku sembilan tahun. Aku punya masalah di sekolah. Bisakah kau menolongku, Santa?. Anak-anak suka menertawakan caraku berjalan, lari dan bicara. Aku mengidap cerebral palsy. Aku cuma ingin satu hari saja orang-orang tidak menertawakan atau menggodaku.

Salam sayang,

Amy"


Ada banyak penggalan-penggalan lucu;

"Ibu THOMAS EDISON : "Tentu saja aku bangga kau menemukan bola lampu listrik, Thomas. Sekarang matikan lampu itu dan pergi tidur!"

Ibu BATMAN : "Mobilmu bagus, Bruce, tapi apa kau sadar seberapa mahal asuransinya?"


Bahkan tips-tips sederhana yang memang cocok untuk kanak-kanak ;

"Kalau kau membuka sweatshirt-mu, kemejamu akan ikut terangkat.

Jangan tidur sambil makan permen karet.

Kalau ibumu sedang diet, jangan makan coklat di depannya."


Hmm...membaca Chicken Soup For The Kid's Soul memang membuat hidup terasa lebih indah, betapa sebuah kisah dapat menyentuh kehidupan ribuan orang lainnya. Meskipun ditujukan untuk anak-anak, tapi orang dewasa juga gak bakalan rugi membaca buku ini. Bukankah untuk siapa saja, sup ayam tetap terasa sedap?

Ups, sedikit kisah, buku ini ada dalam koleksi saya sebagai kenang-kenangan dari seorang teman asal Wonogiri, enam tahun yang lalu. Telah berkali-kali saya baca dan selalu saja ada hal baru, perasaan baru yang saya temukan. Terimakasih deh buat teman saya itu. :D

Selamat membaca. Selamat menikmati jiwa kanak-kanak yang sebenarnya selalu ada dalam kedewasaan kita!



Inside the book:

Aku berdiri di satu sisi meja sementara ana itu di sisi satunya lagi. Di tengah meja ada objek besar dan bundar. Aku melihat dengan jelas bahwa benda itu berwarna hitam. Lalu guru kami bertanya pada anak itu, apa warna benda tersebut. "Putih" sahutnya.

Aku tak percaya mendengarnya sebab benda itu jelas-jelas hitam. Kami kembali berdebat, kali ini tentang warna benda tersebut. Guru kami kemudian menyuruhku berdiri di tempat anak tadi sementara anak tadi berdiri di tempatku. Kami bertukar tempat dan sekarang guru kami bertanay padaku, apa warna benda itu. Aku terpaksa menjawab ,"Putih" sebab benda itu memiliki dua sisi yang berbeda warna.

...

Hari itu aku mendapat pelajaran penting, kita mesti bisa menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat situasinya melalui mata mereka, supaya kita bisa benar-benar memahami perspektif mereka. (Judie Paxton)

(hal 152)