Sabtu, 02 Januari 2010

Cerita Pertama dari Cerita-Cerita yang Terbuat Dari Kenangan dan Khayalan

Aku mengingat kau duduk di sebelahku suatu sore di pantai sambil mengupaskan biji-biji kelengkeng. Yang terjadi sepanjang sore itu tidak manis seperti biji-biji kelengkeng. Itu adalah sore terakhir sebelum kau memilih jalan yang kau yakini, dan sebuah sore yang kucatat di dalam kode pin ATM-ku, agar aku tak pernah melupakannya. Aku memang tak pernah melupakannya. Aku mencampurnya dengan khayalan bahwa sore itu waktu berhenti pada saat kau berkata; Apa mungkin aku bisa melepaskanmu? Lalu khayalanku membelokkan waktu kearah lain sebelum sampai pada kata-katamu ini; Jalan kita salah, kita harus berhenti di sini. Aku telah merekayasa kejadian itu di dalam kepalaku sehingga menjadi sebentuk kenangan indah yang tak pernah terjadi. Apakah waktu itu kau memandangku dengan penuh cinta tapi juga penuh luka? Apakah waktu itu kau mengepalkan tanganmu kuat-kuat dan meninju pasir? Apakah waktu itu kau bertanya sambil memukulkan kepalan ke dadamu ; Bagaimana rasanya di dalam sini jika kau benar-benar mencintai seseorang yang telah terikat dengan orang lain?.Apakah waktu itu kau berlari menjauh dariku karena tak mau mendengarku meneriakkan kesakitan dari dalam dadaku? Apakah waktu itu kau menyelimuti tubuhku yang menggigil dengan sweeter? Apakah waktu itu kau memelukku kuat-kuat sambil melihat matahari pelan-pelan terbenam? Apakah waktu itu sepanjang jalan pulang kau menggenggam tanganku dan tak melepasnya hingga kita sampai di belokan dekat rumahku? Apakah waktu itu sambil menggenggam tanganku, kau mencium bibirku kemudian mengatakan ;Aku sayang kamu , lalu kau berpamitan pulang? Itu semua memang terjadi tapi kuhapus bagian-bagian yang membuatku tidak bahagia.

Di dalam kenyataan malam itu, setelah kau menghilang di belokan, aku menangis sampai tertidur. Pagi harinya, dan pagi hari-pagi hari berikutnya aku selalu terbangun dengan resah. Aku selalu merasa masih membaui parfummu pada pelukan yang terakhir dan merasakan jantungmu berdetak begitu dekat dengan jantungku.

Kita tak pernah bertemu lagi. Aku masih selalu mengingatmu. Kuhidupkan semua kenangan tentangmu. Tetapi aku tak pernah mendatangi pantai itu atau tempat-tempat lain yang pernah kukunjungi denganmu. Aku tak punya keberanian. Khayalan-khayalanku akan membentur kenyataan di tempat-tempat itu. Dan pasti aku akan terluka lagi.

cerita sangat pendek 1