Kamis, 04 Oktober 2007

Beribu Rindu Pada Ma_Belle

Beribu Rindu Kekasihku
Abdul Wachid BS
Amorbook 2004, 98 hal.
(no pic available)


Abdul Wachid B.S. tatkala baca sajak di Taman Ismail Marzuki, Jakarta,November 1996. Atas undangan Panitia Festival November.





Review buku kumpulan puisi ini persembahan khusus untuk Ma_Belle AKA Cy_Irish AKA Gerry Mirinda (saking banyaknya punya nama maya.. hehhe), seorang gadis manis yang penampakan luarnya sama sekali tidak 'nyastra' tapi ternyata suka baca dan nulis puisi. Puisi-puisinya juga lumayan ada soul-nya. Kelihatannya sih penyair wanna be nich anak... :D

Abdul Wachid BS. Nama ini yang sering dia sebut-sebut dan ada salah satu puisi karya penyair ini yang diupload di blognya. Kali ini, untuk Ma_Belle, dengan Beribu Rindu Kekasihku (no pic available sayangnya...), Abdul Wachid BS mengemas cinta dalam dua bagian.

Bagian I : SMS Harap-harap Cemas, sajak-sajaknya mewakili hati seseorang yang sedang berjauhan dengan kekasihnya dan segala cinta, kecemasan dan kerinduannya diungkapkan lewat sms. Tetapi meski ber-sms, kadangkala kecemasan malah menjadi-jadi. Teknologi telepon genggam tidak mampu menyelesaikan masalah kerinduan dan cinta yang menggebu dalam keterpisahan. Segala cinta, kerinduan dan cemas itu dapat dibaca dalam SMS Pucat Kapas, SMS Harap-harap Cemas, dalam SMS Tak Terkirim: Kurasa kau sedingin es/Suaramu via HP, di balasan SMS/Wujud tanpa bentuk/Tapi kenapa aku begitu takluk?, dalam SMS Rindu: Kekasih,/rindu padamu/Sungguh membuatku/Gila!

Bagian II diberi judul Kangen Tak Terbilang. Kisah-kisah tentang kangenlah. Kangen yang tak hanya sebab keberjarakan tetapi rasa rindu yang timbul karena perasaan cinta seperti tergambar dalam sajak Meski: Meski, Kekasih/Jarak kau aku hanya dalam hati/Kenapa peleburan cinta sulit sekali?. Ada sebuah puisi dalam bagian kedua yang sangat saya suka, judulnya Yang: Kutulis duri-duri dari hari/Yang terbaca malah nyanyi/Kubaca-baca alir air nurani/Yang terdengar jerit merindui. Perasaan kangennya sampai banget gak sih?

Sajak-sajak dalam buku ini 'cinta' banget. Ya namanya juga kumpulan puisi cinta dink. Gaya berpuisinya menurut saya seperti gaya puisi zaman dulu yang mengikuti pola bait dengan rima. Pertama kali membaca puisi-puisi dalam buku ini, saya merasa aneh sebab sudah jarang saya menemukan gaya seperti ini. Tapi juga jadi terasa unik sebab sang penyair memasukkan kata-kata gaul seperti 'banget','ML','Idiih','misscall' ke dalam bait-bait puisi yang bernuansa zaman dulu itu. Jadi rasanya seperti mengawinkan dua species yang berbeda.. heeheheh.... Uniklah pokoknya.

Hmm..saya kadang mengulang membaca Beribu Rindu Kekasihku jika sedang mencari pencerahan, sedang merasa kalut, merasa rindu mungkin. Eh, tapi saya memang selalu menyempatkan membaca puisi kalau sedang bete, sedang susah melepaskan sesuatu dari pikiran, biasanya puisi dapat merefresh mood saya, syukur-syukur dapat inspirasi baru :D

Untuk Ma_Belle, nih reviewnya, kalau mau pinjam bukunya boleh kok. Semoga saja bisa membantu menyembuhkan 'luka-luka'mu... hheehehhe


Inside the book:

Cakrawala

Berapa jarak impian dan kenyataan?
Bisa sejauh langit
Bisa setipis kulit
Ah, kau bilang ingin di antara

Seperti si pemabuk Qois atau Romeo
Berjalan di dalam mimpi
Tertidur di dalam jaga
Maka tajam jalanan tak terasa

Seperti para wanita di kota Zulaikha
Mengiris-iris buah tangan
Meluka-luka tangan sendiri
Ah, kubilang kau aku di antara

2003

(hal 22)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum hallo pak gimana kabarnya sekeluarga semoga sehat selalu dan penuh perkah ALLAH Amin....terus kembangkan karyas-karya bapak semoga sukses pak ini dari mahasiswi UMP yang perna bapak didik,jazakumulloh atas ilmu yang di beri pak