Sabtu, 06 Maret 2010

Jasadku Disalibkan Pada HarapanHarapan

1

bertahun ini, aku berkarib dengan bangkai lautan
penuh anyir dan asin. mengisyaratkan masa lalu yang luka dan nanah

apa yang terbaca dari setumpukan menit gelisah,
setiap kali membinasakanmu ke dalam mimpi buruk berlarutlarut
hingga lupa hari berganti?

tapi di tengah mimpi buruk ia menemukan
kepastian itu; mengeras dalam pias angin senja lautan
tentang kejujuran yang masih terasa menyakitkan
sampai keesokan harinya. kemudian seperti biasa
pertanyaanpertanyaan menyergapnya seperti angin dari semua penjuru
yang menjelma putingbeliung
(lalu, selalu erangnya parau di kamar mandi!)

batang kenangan itu sepanjang apa. badai setiap malam
membasahi jarak ke ujung bernama ingatan tempat bercampur segala
suara dari kedalaman masa; tak memiliki padanan ketika dibahasakan
kau tahu rasanya saat ketakutan mendatangimu?

tak berjawab sebab kau telah dimantra waktu.
menjadi batu di tengahtengah keranyas pilu yang menghujan
di atas matamu; bangkai lautan itu



2

di kota ini aku terpaksa membunuh puisimu
tentang lelaki perempuan yang dilemparkan dari surga
sebab ia menjadi mata bagi kesedihanku; merangkum
gempa waktu yang terjadi berulangkali dan disuling ke dalam nadi

lalu biasanya aku bangun pada dinihari yang aneh
tak ada yang menyeranta kesedihan tapi ia selalu datang
disisipi kekecewaan yang paling marah. tentang mengapa
perempuan mesti terbujuk. katakata
;maka ia menjelajah bumi asing yang lesap dalam badai

aku memerah. aku memarah. aku hendak membunuh
setiap puisi yang baru lahir dari pikiranmu



3

aku mengasihi setiapnya. tapi aku menyerah
jasadku disalibkan pada harapanharapan.
apakah kau dapat mempercayainya; kekasihmu yang memaku jasadmu?




Tidak ada komentar: