;Girra Martinda, Wikankara, Bim Yuda
Sepagi ini aku melihat orangorang berpayung
di jalanjalan dalam kota
mereka melompati genangan sesekali sumpahserapah
sebab terciprat kendaraan lintas
aku menyaksikan dari pinggir jalan
berlindung pada boks telepon umum bekas
dari sudutsudut jalan mereka datang
semakin banyak, seperti eksodus
ada yang berpayung sendirian, ada yang bergandengan
ada juga yang menggigil menembus hujan
Orangorang itu hendak kemana?
Bocah kecil dalam dekapan ibunya bertanya
Aku menajamkan telinga
Sebab aku juga ingin tahu kemana mereka mau pergi
Sepagi ini, tak biasanya
Di tengah hujan begini deras pula
Suara jawaban si ibu bergesekan dengan angin
Yang bertiup tibatiba menyeret sebagian hujan
Menampar wajahku
Aku makin merapatkan tubuh pada dinding bau karat
Tibatiba seseorang menempel pamflet di boks telepon umum bekas
Tempatku meringkuk seperti kelinci di lubang

Bocah kecil dan ibunya berjalan menjauh
Payungnya melengkung menahan deras hujan
Sepagi ini aku melihat orangorang
Keluar dari setiap gang, dari setiap pintu yang terbuka
Melompati genangan dengan sesekali sumpah serapah
Sebab terciprat kendaraan lintas
Mereka akan melewati semua jalan untuk mencari cinta
Aku menyaksikan saja dari pinggir jalan
Dulu cinta sering melintas di sepanjang jalan ini
Tapi sudah lama aku tak melihatnya lagi
Di antara sisa-sisa, 3 Desember 2008
Sepagi ini aku melihat orangorang berpayung
di jalanjalan dalam kota
mereka melompati genangan sesekali sumpahserapah
sebab terciprat kendaraan lintas
aku menyaksikan dari pinggir jalan
berlindung pada boks telepon umum bekas
dari sudutsudut jalan mereka datang
semakin banyak, seperti eksodus
ada yang berpayung sendirian, ada yang bergandengan
ada juga yang menggigil menembus hujan
Orangorang itu hendak kemana?
Bocah kecil dalam dekapan ibunya bertanya
Aku menajamkan telinga
Sebab aku juga ingin tahu kemana mereka mau pergi
Sepagi ini, tak biasanya
Di tengah hujan begini deras pula
Suara jawaban si ibu bergesekan dengan angin
Yang bertiup tibatiba menyeret sebagian hujan
Menampar wajahku
Aku makin merapatkan tubuh pada dinding bau karat
Tibatiba seseorang menempel pamflet di boks telepon umum bekas
Tempatku meringkuk seperti kelinci di lubang
Bocah kecil dan ibunya berjalan menjauh
Payungnya melengkung menahan deras hujan
Sepagi ini aku melihat orangorang
Keluar dari setiap gang, dari setiap pintu yang terbuka
Melompati genangan dengan sesekali sumpah serapah
Sebab terciprat kendaraan lintas
Mereka akan melewati semua jalan untuk mencari cinta
Aku menyaksikan saja dari pinggir jalan
Dulu cinta sering melintas di sepanjang jalan ini
Tapi sudah lama aku tak melihatnya lagi
Di antara sisa-sisa, 3 Desember 2008