Sabtu, 05 Januari 2008

Iseng-iseng

Satu mingguan yang lalu, kalo gak salah ingat sih, suatu sore, iseng-iseng, sambil menunggu waktu gladi resik untuk pementasan Indonesia Dalam Sepotong Sajak, gurat tangan saya dibaca oleh seorang teman. Teman ini kebetulan berprofesi sebagai tabib (juga penyair? :D), ah, yang jelas beliau bisa membaca gurat tangan, gitu deh.

Sebenarnya saya buka tipe orang yang percaya dengan hal-hal begituan, ramalan-ramalan, zodiak dn semacamnya just for fun aja, gak percaya-percaya banget lah. Tapi hasil pembacaan gurat tangan sore itu cukup mencengangkan juga, saya akui. Kata beliau ni saya termasuk orang ngeyelan alias keras kepala, semua yang saya inginkan diusahaain harus bisa tercapai. Katanya saya juga gak gampang sakit tapi sekalinya sakit satu minggu bisa aja gak keluar-keluar...hehehhe... Soal keuangan, saya (katanya lagi nih) termasuk beruntung sebab saya gak pernah kehabisan uang (horee...), selalu saja ada uang datang dari sumber yang tidak terduga (hehehe.. dikasih paman, bibi, pakde, bude, nemu di jalan...mmm...dipinjemin temen termasuk juga gak ya?). Wah, saya langsung berdoa semoga yang bagus-bagus begitu bertahan sampai saya jadi nenek-nenek. Tapi katanya akan ada tiga kebutuhan besar deket-dekat ini, meskipun satu kebutuhan diantaranya masih dapat ditunda (jadi deg-degan juga :P). Jeleknya saya termasuk boros juga. Duh, hari gini gak boros? Susaahh....

Peruntungan. Nah ini. Beliau menyarankan agar saya sering ikutan kuis di radio atau tivi sebab kecenderungan saya untuk menang termasuk besar meskipun cuma dapat souvenir doank. Sayangnya saya jarang ikutan yang begituan apalagi zaman sekarang hampir semua kuis via sms, jadi berat di pulsa juga ( mendingan buat sms temen sekalian jalin silaturrahmi (halah..)

Tentang asmara. Gurat yang dibaca adalah gurat di telapak tangan yang dimulai dari pertengahan telunjuk-jari tengah sampai di bawah kelingking. gurat-gurat yang membentuk cabang dari gurat utama katanya adalah jumlah mantan pacar saya (huaa.. ternyata guratnya banyak!). Ada satu gurat cabang yang menutup seperti bulir padi, artinya dari sekian banyak satu itulah yang jadi the best one, selalu terkenang oleh saya (hmm...). Ada satu cabang yang keluar dari gurat utama, mencar, istilah gampangnya, itu bermakna ada satu mantan pacar saya yang sudah menikah. Yap, yang ini benar seratus persen.

Yang cukup mencengangkan saya, beliau bilang saya sedang memikirkan sesuatu terlalu dalam akhir-akhir ini, sebuah masalah yang berusaha saya atasi sendiri. Ini juga benar seratus persen. Saya spontan tanya darimana beliau bisa tahu. Beliau menerangkan dan menunjukkan sesuatu pada telapak tangan saya yang tampak samar tapi terlihat jelas jika benar-benar diamati. Beliau juga menyarankan agar saya berbagi alias curhat dengan seseorang yang saya percaya, dan jangan pernah sendirian sebab akan berpengaruh terhadap kesehatan terutama kepala (dan ternyata saya memang sering mengalami sakit kepala di saat-saat tidak terduga. Kata orang, terlalu sering menangis juga memicu sakit kepala ya?)

Oke deh. Tulisan ini cuma fun aja, biar gak tertekan menghadapi hidup yang kadang-kadang gak mau tahu keinginan kita.

Akhirnya, hidup itu memang indah tergantung dari mana kita memandangnya. Sepedih apapun yang disodorkan hidup pada kita, kitalah yang memilih untuk membiarkan kepedihan itu menguasai kita atau kita akan membuatnya indah dengan cara pandang kita.

Satu hal, saya jatuh cinta pada musik yang mengiringi pementasan puisi kami malam harinya. Padhang mBulan, menikmati musik kalian sungguh membantu menenangkan jiwa yang tengah berbadai begitu hebat. Terima kasih, buat Landung, terimakasih link-nya meskipun belum sempat link balik, tapi pasti suatu saat.... :D

Thank you...

Tidak ada komentar: