
Sekali Merengkuh Dayung, Kisah Perjalanan
Diah Marsidi
Penerbit Buku Kompas 2004, 328 hal.
Sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Peribahasa ini terlintas ketika saya memutuskan membeli buku ini di sebuah ajang pameran buku. Dengan dana terbatas saya berburu buku-buku yang enak dibaca dan bermanfaat. Jadilah buku ini salah satu pilihan saya dengan harapan saya dapat 'melampaui dua-tiga pulau' dengan membacanya.
Ternyata saya tidak kecewa. Tidak hanya melampaui dua-tiga pulau, saya malah melampaui batas benua. Dari pantai Lovina Bali sampai ke desa kecil di Italia, reruntuhan perang Bosnia, kota Inka bahkan gurun Kalahari. Bercerita tentang tempat-tempat menarik, interaksi manusia berbeda ras dan keindahan budaya, sampai keeksotikan makanannya. Pendek kata, sang penulis merangkum hampir semua elemen kehidupan dalam buku ini. Indah. Buat saya ini buku sangat indah. Penulisnya sangat piawai sehingga menjadikan buku ini bukan sekedar kisah perjalalan biasa. Bukan sekedar bercerita tentang suatu tempat tapi juga memainkan emosi pembaca, seperti tulisannya tentang daerah konflik, sisa-sisa perang menjadikan seorang pemuda Sarajevo memiliki trauma dan tak pernah tidur tanpa memeluk senapannya. Suatu kali bayinya mnangis dan sang istri membangunkan dia. Apa yang terjadi? Senapan itu menyalak dan tertembaknya kaki sang istri, sementara bayinya terus menangis. Ada juga bocah perempuan 10 tahun yang mendayung kano untuk wisatawan di danau Patzcuaro, Mexico. Lengkap juga kisah-kisah gembira tentang pesta musim semi yang indah di Sevilla, ibukota Andalucia, Spanyol. Kita juga diajak menikmati warna lebih tegas dan biru langit tak terlukiskan di Santa Fe, New Mexico, AS, angin yang selalu berhenti dan alam yang sepi sejenak saat matahari terbenam di Kagga Kamma, suaka alam swasta di pegunungan Cederberg, pinggiran Kalahari. Belum lagi petualangan ke Machu Picchu, yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural sebagai salah satu pusat energi di bumi.
Wow. Bagus sekali buku ini, menurut saya. Tidak heran, penulisnya, Diah Marsidi adalah seorang wartawan senior harian Kompas yang suka melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Sebagian besar kisah perjalanan dalam buku ini telah dipublikasikan oleh Kompas.
Suer, gak nyesel saya baca buku ini. Kapan ya ada pameran buku lagi? :D
Inside the book :
"Ke Dubrovnik? Menyenangkan sekali!" komentar ini yang kami terima tiap kali mengatakan akan melanjutkan ke kota benteng itu. Tak satupun dari kenalan Bosnia kami yang tak berkomentar begitu. Sabina, seorang gadis Muslim-Bosnia, hanya berujar "Dubrovnik, aaaahhh..." sementara matanya menerawang. (hal 29)
Selama dua tahun lebih kami selalu khawatir tiap menjejakkan kaki keluar rumah, kisahnya tentang masa-masa Sarajevo dikepung pasukan Serbia- Bosnia. Mata gadis cantik itu berkaca-kaca. (hal 200)
...kalau ingin menyerap energi di Machu Picchu, yang perlu dilakukan hanyalah berbaring telentang atau tengkurap di manapun di reruntuhan itu. (hal 234)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar